> بـــــسم الله الرّ حـــــمن الرّحـــــيم
Selamat Datang ! Semoga mendapat wawasan dan belajar bersama di blog MAHABBATULLAH wa RASULULLAH ini. Buat ditunggu kunjungan berikutnya, Terimakasih.

Minggu, 30 Januari 2011

Selalu Bersyukur Juga Cinta Allah

(oleh : Heru Ardila Putra)
Assalamu’alaikum wr. wb
Di suatu zaman,hiduplah seorang raja yang memerintah negri yang damai. Raja tersebut memiliki hobi berburu yang sangat besar,hingga pada suatu ketika beliau sangat ingin sekali berburu namun ia pergi seorang diri tanpa didampingi prajurit-prajuritnya,, namun sebuah kesalahan terjadi yang mengakibatkan raja tersebut harus kehilangan satu ruas jari kelingkingnya karena digigit binatang buas yang diburunya.
Kemudian Sang raja kembali ke Istana dan mengadu kepada penasehatnya dan berkata, “wahai penasehatku,apa yang harus hamba lakukan dari kejadian ini?”.. “Rajaku yang Maha Agung,hamba hanya ada satu kata yaitu BERSYUKUR,sebaiknya kita syukuri saja”jwb penasehat kerajaan..
Sang Raja yang marah karena merasa diabaikan oleh penasehat tersebut yang hanya menyarankan untuk bersyukur,lalu menjebloskan penasihat tersebut kedalam penjara kerajaan..
Pada suatu hari Raja masih ingin berburu,dan akhirnya beliau pun pergi berburu juga dikawal oleh prajurit-prajuritnya,, namun karena beliau berburu di tempat yang banyak penduduk primitifnya,akhirnya sang raja dan prajuritnya di tangkap oleh kelompok primitive tersebut untuk dijadikan persembahan kepada dewa oleh kelompok primitive tersebut.
Pada malam harinya setelah prajuritnya terbunuh oleh kelompok tersebut,lalu saat ingin dibunuh kelompok tersebut kelompok tersebut melihat kecacatan dari sang raja pada kelingkingnya,hingga akhirnya sang raja pun dibebaskan karena dianggap pembawa sial karena kecacatannya tersebut.
Saat kembali ke istana beliau langsung membebaskan penaseh kerajaan yang dipenjara sebelumnya, lalu sang raja berkata “Wahai penasihat ku sungguh benar yang engkau katakana bahwa aku harus mensyukuri kejadian waktu itu,karan kalau tidak karena kecacatan yang kualami mungkin aku akan di bunuh oleh kelompok primitive di hutan rimba”
Penasihat menjawab,”Begitupun dengan hamba,hamba pun juga bersyukur karena kalau hamba tidak dipenjara dan hamba akan mendampingi raja,mungkin hamba akan terbunuh juga bersama prajurit yang lainnya.”
Naah.. gimana ceritanya teman-teman?? Dari cerita sederhana tersebut kita dapat mengambil nilai-nilai islami bahwa kita harus bersyukur,karena dengan bersyukur Allah akan menyelamatkan kita dan Allah juga akan mencintai kita.. heheh cerita ini aku dapat dari seminar ESQ yang di adakan Alghifari,heheh Alghifari itu komunitas remaja islam di tempat aku tinggal.
bersambung...

Selalu Bersyukur Juga Cinta Allah

(oleh : Heru Ardila Putra)
Assalamu’alaikum wr. wb
Di suatu zaman,hiduplah seorang raja yang memerintah negri yang damai. Raja tersebut memiliki hobi berburu yang sangat besar,hingga pada suatu ketika beliau sangat ingin sekali berburu namun ia pergi seorang diri tanpa didampingi prajurit-prajuritnya,, namun sebuah kesalahan terjadi yang mengakibatkan raja tersebut harus kehilangan satu ruas jari kelingkingnya karena digigit binatang buas yang diburunya.
Kemudian Sang raja kembali ke Istana dan mengadu kepada penasehatnya dan berkata, “wahai penasehatku,apa yang harus hamba lakukan dari kejadian ini?”.. “Rajaku yang Maha Agung,hamba hanya ada satu kata yaitu BERSYUKUR,sebaiknya kita syukuri saja”jwb penasehat kerajaan..
Sang Raja yang marah karena merasa diabaikan oleh penasehat tersebut yang hanya menyarankan untuk bersyukur,lalu menjebloskan penasihat tersebut kedalam penjara kerajaan..
Pada suatu hari Raja masih ingin berburu,dan akhirnya beliau pun pergi berburu juga dikawal oleh prajurit-prajuritnya,, namun karena beliau berburu di tempat yang banyak penduduk primitifnya,akhirnya sang raja dan prajuritnya di tangkap oleh kelompok primitive tersebut untuk dijadikan persembahan kepada dewa oleh kelompok primitive tersebut.
Pada malam harinya setelah prajuritnya terbunuh oleh kelompok tersebut,lalu saat ingin dibunuh kelompok tersebut kelompok tersebut melihat kecacatan dari sang raja pada kelingkingnya,hingga akhirnya sang raja pun dibebaskan karena dianggap pembawa sial karena kecacatannya tersebut.
Saat kembali ke istana beliau langsung membebaskan penaseh kerajaan yang dipenjara sebelumnya, lalu sang raja berkata “Wahai penasihat ku sungguh benar yang engkau katakana bahwa aku harus mensyukuri kejadian waktu itu,karan kalau tidak karena kecacatan yang kualami mungkin aku akan di bunuh oleh kelompok primitive di hutan rimba”
Penasihat menjawab,”Begitupun dengan hamba,hamba pun juga bersyukur karena kalau hamba tidak dipenjara dan hamba akan mendampingi raja,mungkin hamba akan terbunuh juga bersama prajurit yang lainnya.”
Naah.. gimana ceritanya teman-teman?? Dari cerita sederhana tersebut kita dapat mengambil nilai-nilai islami bahwa kita harus bersyukur,karena dengan bersyukur Allah akan menyelamatkan kita dan Allah juga akan mencintai kita.. heheh cerita ini aku dapat dari seminar ESQ yang di adakan Alghifari,heheh Alghifari itu komunitas remaja islam di tempat aku tinggal.
bersambung...

Cinta Allah Cinta Rasul Ala Remaja Islam

(oleh : Heru Ardila Putra)
Assalamu’alaikum wr. wb..
Cinta.. kalau menurut saya itu adalah kata yang sangat memiliki arti yang cukup luas dan dapat bersifat Universal..
Kalau kita bicara Cinta Allah Cinta Rasul,yang paling dominan masuk di fikiran kita yaitu sayang Allah dan sayang rasul,, Nah.. kalau Kita bicara tentang Remaja,, Waah,,pasti banyak cerita-cerita lucu,menarik dan mengesankan yang kita punya, tapi kalau masalah Remaja saya rasa alan lebih asik juka kita memposisikan diri kita sebagai Ramaja Islam..
Hmn.. di postingan kali ini saya akan berbagi cerita dengan menggabungkan antara cinta dan remaja,, tau gak sih ternyata menjadi remaja islam itu mengasyikkan, kita bisa mewujudkan cinta kita itu misalnya dengan mengikuti Komunitas-komunitas seperti yang sampai sekarang saya ikuti yaitu Ikatan Remaja Al-Ghifari.. nah..dari komunitas itulah kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan Islamu yang bisa bermanfaat bagi kita sendiri maupun orang lain,dan tidak banyak dari kegiatan itu merupakan wujud cinta kita kepada Allah dan Cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
bersambung...

Dakwah Lewat Internet, Kenapa Tidak?

(oleh : Heru Ardila Putra)
Internet adalah media yang memberikan informasi paling cepat saat ini. Perkembangan teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan semua lapisan masyarakat, termasuk para santri. Sebagai salah satu ujung tombak syiar Islam, bukan suatu perbuatan dosa jika para santri mengambil informasi-informasi keislaman dari internet.

Melihat potensi tersebut, Telkom sengaja mengusung program Corporate Social Responsibility-nya (CSR) dengan memberikan pelatihan internet kepada para santri. Program yang bertajuk Santri Indigo ini merupakan buah kerjasama antara Telkom dan Harian Umum Republika. Santri Indigo ini dilakukan selama dua hari (30/11 – 1/12) di Pondok Pesantren Attaqwa, Bekasi. Pembukaan program Santri Indigo ini dihadiri GM Telkom Kandatel Bekasi, Teguh Prasetio, Redaksi Pelaksana Harian Umum Republika, Selamat Ginting, dan Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa, KH. Nurul Anwar

"Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat harus dapat kita manfaatkan dengan optimal," demikian disampaikan Teguh Prasetio. Ia juga mengatakan, Santri Indigo telah berjalan sejak 2008 dengan jumlah peserta sebanyak 575 santri. Sementara itu Santri Indigo kali ini merupakan angkatan pertama tahun ke dua di Jawa Barat.

Ia berharap, kegiatan pelatihan internet ini dapat dimanfaatkan para santri dengan maksimal. Menurutnya, tujuan Santri Indigo adalah agar santri lebih megenal internet sebagi media dan sarana dakwah. “Dengan adanya teknologi informasi ini para santri juga bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat,” ujarnya.

Internet bisa dimanfaatkan oleh siapa saja asalkan ia mau dan mampu mengakses layanan teknologi ini. Teguh mencontohkan bagaimana seorang cacat netra yang telah memanfaatkan teknologi informasi ini untuk mengaktualisasikan dirinya. Rencananya orang yang ia maksud akan mengisi salah satu rangkaian acara Santri Indigo pada hari kedua. Tamu tersebut akan berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang teknologi dunia maya ini meskipun ia mengalami keterbasan fisik. Teguh berharap, hadirnya tamu tersebut akan menginpirasi santri untuk mengikuti semangat dan kreativitas serta prestasi tamu tersebut.

“Dunia teknologi infomasi bergerak sangat fundamental dalam kehidupan dan perkembangannya terlebih lagi internet. Untuk itu mari kita sikapi dengan tepat agar dunia maya ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya dan kita dapat meminimalisasir dampak negatif yang ada. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan ini dapat terwujud dengan adanya pelatihan ini,” imbuh GM Bekasi ini.


Sementara itu Selamat Ginting mengatakan, kegiatan ini memberikan pencerahan dan bekal pengetahuan kepada para santri dan pembimbingnya dalam dunia internet. “Selain Program Pelatihan Santri Indigo, Telkom dan Republika juga telah mengadakan Program Pelatihan "Bagimu Guru Kupersembahkan" yang merupakan wujud csr Telkom dan Republika dalam dunia pendidikan,” paparnya.

Selamat Ginting juga menjelaskan, pendidikan di pesantren tidak kalah dengan lembaga umum pendidikan lainnya. “Sejumlah pendiri negeri ini juga berasal dari kalangan pesantren. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menciptakan tokoh-tokoh pilar bangsa yang hadir dari pondok pesantren. Dalam era digital saat ini para santri diharapkan dapat berkontribusi dalam dunia maya sebagai sarana syiar islam,” tegasnya.

“Santri Indigo ini merupakan gagasan Telkom yang pada perkembangannya bekerjasama dengan Republika. Merasa sejalan dengan visi misinya sebagai satu-satunya koran komunitas Islam, Republika menyambut serius kegitaan ini,” papar Selamat Ginting. Ia berharap kegiatan pelatihan ini dapat menciptakan ahli di bidangnya.

Sementara itu Pimpinan Ponpes Attaqwa, KH. Nurul Anwar menilai kegiatan ini sebagai sebuah peluang dan kesempatan yang tidak boleh dilepaskan. Dalam sambutannya, KH. Nurul Anwar juga menjelaskan 3 faktor yang dapat membuat bangsa Indonesia maju. Di antaranya dengan mendorong dunia kampus, kedua mendorong kemajuan dunia pesantren sebagai penjaga moral dalam kehidupan masyarakat. Ketiga adalah dunia masjid. "Jika kita dapat mendorong ketiga unsur tersebut, Insya Allah umat Islam khususnya Indonesia akan eksis di dalam negeri maupun internasional," katanya.

Ia juga menambahkan, dalam era digital saat ini seharusnya generasi sekarang dapat lebih unggul dari ulama-ulama terdahulu. “Hal ini mengingat para ulama dahulu harus menempuh perjalanan selama tiga bulan dengan menaiki onta untuk mendapatkan hadist. Tapi kenyataannya untuk menyamai saja kita tidak bisa. Hal itu dikarenakan tidak adanya kemauan dari diri kita,” ujar KH. Nurul Anwar.***odet, anton
bersambung...

Bangga Menjadi Umat Nabi Muhammad SAW

(oleh : Heru Ardila Putra)
Sejak kita kecil mungkin kita sudah sering mendengar nama Nabi Muhammad SAW,dan kita juga tau kalau beliau adalah nabi nya Umat Islam yang merupakan Nabi Terakhir,tapi kalian ada yang tau gak beliau Keturunan siapa?? Ini dia..
Nama beliau adalah Muhammad bin ‘Abdillah bin ‘Abdil Mutthalib bin Hasyim bin ‘Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan, dan seterusnya hingga Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimassalam. Ayahnya bernama ‘Abdullah. Ibunya bernama Aminah. (Ar-Rakhiqul Makhtum, hlm.63)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Dari Nabi Ismail, Allah pilih keturunan terbaik yaitu Kinanah. Dari Kinanah, Allah pilih keturunan terbaik yaitu Quraisy. Lalu dari Quraisy, Allah pilih keturunan terbaik yaitu Bani Hasyim. Sampai akhirnya, dari anak-anak keturunan Bani Hasyim, Allah pilih yang terbaik untuk diutus menjadi rasul, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Sumber: HR. Muslim, hadits nο. 2276)
Disadur dari buku “Aku Cinta Rosul shallallahu ‘alaihi wa sallam”, cetakan pertama (Juni 2006/Februari 2007), Abu Usamah Masykur, Penerbit: Darul Ilmi, Yogyakarta.
Nah.. Setelah membaca info itu gmn rasanya?? Bangga kan jadi Umat Nabi Muhammad SAW,jadi kita harus bangga ya jadi Keturunan Nabi Muhammad SAW.
bersambung...

Arah Pendidikan Islam Agar Murid Mencintai Allah

(sumber:http://www.voa-islam.com)
Pada masa jahiliyah, para pemimpin dan tokoh masyarakat Arab berusaha menguasai rakyat mereka dengan dididik menjadi hamba sahaya dan budak belian. Kemudian datanglah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam untuk mengeluarkan bangsa Arab yang buta huruf dan berperilaku keji menjadi bangsa yang mulia lagi kekal kemuliaannya. Allah Ta’ala berfirman,
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-Jumu’ah: 2)

Para orang tua dan pendidik muslim wajib mengetahui metode dan cara Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dalam mendidik para sahabat beliau. Bagaimana Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bisa membuat mereka semua menjadi manusia-manusia mulia yang berperilaku agung?

Dalam dakwah dan pendidikan, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam memerankan diri sebagai pengarah, guru, pendidik, dan pejuangnya secara langsung. Beliau terus memimpin jalannya dakwah ini dengan sunnah-sunnahnya hingga umat ini berada di atas jalan keselamaan, hidup di atas kemuliaan, dan masuk ke dalam surga.

Dalam mendidik dan membina para sahabat, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam senantiasa berusaha dan berupaya agar umatnya senantiasa mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sebenarnya. Cinta yang karenanya mereka tidak khawatir lagi darah mereka tertumpah, tubuh mereka tercacah, harta benda mereka habis untuk fi sabilillah.

Dalam merealisasikan cinta ini mereka tidak pernah pantang mundur menghadapi musuh-musuh Allah, Rasul-Nya dan musuh mereka dari kalangan kafirin musyrikin. Dalam diri mereka terbangun sikap berani dan bermental baja sehingga mereka tidak pernah gentar dengan pedang, panah, dan tombak yang siap mengoyak tubuh mereka. Ini semua mereka lakukan agar mendapat cinta Allah dan Rasul-Nya sehingga layak masuk ke dalam jannatun na’im.

Mereka siap berkata yang benar dan terus terang dengan keimanan mereka. Sikap mereka sangat jelas dalam berislam. Semua itu karena niat mereka benar dan lurus. Cinta yang mereka cari adalah cinta Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan melakukan apa saja untuk meraihnya. Sebaliknya segala perilaku dan sikap yang bisa mengundang murka keduanya dijauhi, sebagaimana mereka tidak mau kalau dilemparkan ke dalam neraka.
bersambung...

Tentang Saya

Assalamu’alaikum wr. wb..
Hai..Teman-teman.. Ingat gak dengan pepatah yang ini “Tak Kenal Maka Tak Sayang,Tak Sayang Maka Tak Cinta”???? hehhehe.. Naahh.. Sebagai sesama umat manusia dan Umat Nabi Muhammad SAW khususnya kita harus saling menyayangi dan mencintai.. yang keduanya harus dimulai dari sebuah perkenalan.. hehehe.. (ngarep pengen terkenal.. :D)..
Di postingan ini aku akan perkenalkan diri aku.. Okedeh LAngsung Aja ya..
Nama Lengkap : Heru Ardila Putra
Tempat/Tgl. Lahir : Inderapura,17 oktober 1992
Asal Sekolah : SMA Plus Taruna Andalan,Pkl. Kerinci
Hobi : Nge-Blog,Olahraga Badminton dan Basket
Tau gak temen-temen gimana ceritanya aku bisa suka nge-blog,gini ceritanya.. aku itu dulunya gak suka nge-blog tapi aku udah lama pengen bisa punya website pribadi,,trus guru TIK aku di sekolah Mr.Edi A.P kenalin aku dengan Si Blogger.. heheh trus gak lama kemudian beliau mengajak aku dan teman-teman yang lain untung ikut lomba blog di Mal Pekanbaru,tapi kami gak menang,hehehe tapi lumayan kok itung-itung cari pengalaman,truz pas lihat hasil blog dari temen-temen lain di sekolah lain,waahh bagus-bagus loh,,kami aja jadi ngiri,,karna kami gak pandai jadi kami seperti orang katrok :D :D walaupun begitu aku gak putus asa loh,aku terus belajar nge-blog sampai saat ini,karna gag ada yang gak mungkin kan Manjadda Wajada barang siapa bersungguh-sungguh pasti ia akan mendapatkannya..
Hmn.. oya aku juga mau kasih tau prestasi aku nih.. tau gak teman-teman aku selain suka blog di sekolah aku juga suka pelajaran Matematika loh.. Aku juga sering disuruh guru aku buat mewakili sekolah di event-event olimpiade.. hehehe.. dan aku juga pernah menang loh.. waktu Itu aku pernah juara 1 Olimpiade Sains Nasional tingkat kabupaten, Selanjutnya aku mewakili kabupaten deh untuk tingkat provinsi,,oya aku dari Kabupaten Pelalawan loh.. 
Oya aku juga pernah juara 1 lomba blog loh..  hehehe.. waktu itu eventnya di adakan oleh Mal Pekanbaru dan PT.Telkom,tepatnya waktu bulan Mei.. Waktu Itu kan Lombanya satu tim terdiri dari dua orang,jadi aku yang tukang desain,temen aku yang buat postingan.. Di event kali ini kan cuma sendirian jadi aku sedikit kualahan nii buat postingannya..hehehe tapi aku tetap berusaha kok,,untung ada Mbah Google..
Hehehe.. apa lagi niih?? itu aja ya teman-teman.. kalau ada yang mau ditanyain lagi lebih lanjut qta ketemuan di dunia maya aja ya,, bisa dari Account FB Aku www.facebook.com/heru.a.putra/ atau bisa juga kirim email ke alamat aku heruap17@gmail.com hmnmm.. ada lagi niih.. bisa dari chat di YM juga kok ke gonk_roew7@yahoo.com
bersambung...

Cinta Allah Dan Rasul

Kalau kita berbicara tentang iman, ketenangan memang asyik untuk dipelajari, sebab antara kedua ini saling terkait. Antara iman dan ketenangan punya korelasi. Karena iman dapat dinikmati bahkan iman adalah kenikmatan yang lebih tinggi. Tiada kelezatan yang mengungguli iman. Karenany bersyukurlah kita karena memiliki iman.
Adalah suatu yang tidak wajar bila seseorang ada yang mengaku beriman, hidupnya tidak tenang, tidak merasakan kenikmatan. Orang yang demikian itu mungkin saja imanya belum menancap dlm badannya. Bibirnya saja yang mengaku beriman, sementara hatinya kosong melompong dan mungkin dlm kesehariannya, hatinya dihiasi dengan hasad, dengki, sombong, angkuh dan lainya.

Ada beberapa amalan yang menjadikan seseorang dapat merasakan kenikmatan dan kelezatan iman. Ada beberapa hal yg perlu kita upayakan yakni, mengutamakan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya melebih yang lain, cinta karena Allah dan takut kembali kpd kekufuran.
Cinta memang urusan perasaan, tapi tanda2 tampak dlm perbuatan. Mengaku cinta tanpa memberikan bukti nyata, namanya cinta dusta. Bila persoalan dgn sesama manusia, bisa2 kelanjutannya di pengadilan, tetapi hubungan dg Allah bisa bertolak semua amalan karena disinyalir imannya bukan iman yang betulan. Buktinya dgn menomorsatukan yg dicintai. Selama belum mengutamakan syariat Allah dlm kehidupannya, pengakuan cinta seorang muslim trhdp Allah swt diragukan
Padahal tanpa dilandasi cinta, perasaan ibadah yg penuh pengabdian, pengorbanan yang disertai dgn keikhlasan tidak akan pernah terjadi. Tanpa cinta pelaksanaan syariat akan terasa sebagai beban. Ibarat seseorang memberikan pertolongan pada saat trjadi kecelakaan. Bila si korban orang yg dicintai, tentu pengorbanan yg diberikan akan terasa lain dibanding trhdp orang yg tdk kita kenal atau org lain. Begitulah sharusnya membuktikan cinta kepada Allah. Tidak ada yg lebih utama dibandingkan pengabdian kepada-Nya. Tidak ada yg bisa menghalangi untuk urusan yg menyangkut terlaksananya aturan2 Allah di muka bumi ini.
Adapun cinta kepada Rasulullah saw adalah manifestasi langsung dari kecintaan kepada Allah. Karena lewat Rasul-Nya ajaran Allah sampai kepada segenap manusia. Karenanya dalam menempuh hidup dan kehidupan ini, kita sepakat sama2 mencintai Allah dan Rasul-Nya.
bersambung...

Cinta Allah Dan Rasul

Kalau kita berbicara tentang iman, ketenangan memang asyik untuk dipelajari, sebab antara kedua ini saling terkait. Antara iman dan ketenangan punya korelasi. Karena iman dapat dinikmati bahkan iman adalah kenikmatan yang lebih tinggi. Tiada kelezatan yang mengungguli iman. Karenany bersyukurlah kita karena memiliki iman.
Adalah suatu yang tidak wajar bila seseorang ada yang mengaku beriman, hidupnya tidak tenang, tidak merasakan kenikmatan. Orang yang demikian itu mungkin saja imanya belum menancap dlm badannya. Bibirnya saja yang mengaku beriman, sementara hatinya kosong melompong dan mungkin dlm kesehariannya, hatinya dihiasi dengan hasad, dengki, sombong, angkuh dan lainya.

Ada beberapa amalan yang menjadikan seseorang dapat merasakan kenikmatan dan kelezatan iman. Ada beberapa hal yg perlu kita upayakan yakni, mengutamakan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya melebih yang lain, cinta karena Allah dan takut kembali kpd kekufuran.
Cinta memang urusan perasaan, tapi tanda2 tampak dlm perbuatan. Mengaku cinta tanpa memberikan bukti nyata, namanya cinta dusta. Bila persoalan dgn sesama manusia, bisa2 kelanjutannya di pengadilan, tetapi hubungan dg Allah bisa bertolak semua amalan karena disinyalir imannya bukan iman yang betulan. Buktinya dgn menomorsatukan yg dicintai. Selama belum mengutamakan syariat Allah dlm kehidupannya, pengakuan cinta seorang muslim trhdp Allah swt diragukan
Padahal tanpa dilandasi cinta, perasaan ibadah yg penuh pengabdian, pengorbanan yang disertai dgn keikhlasan tidak akan pernah terjadi. Tanpa cinta pelaksanaan syariat akan terasa sebagai beban. Ibarat seseorang memberikan pertolongan pada saat trjadi kecelakaan. Bila si korban orang yg dicintai, tentu pengorbanan yg diberikan akan terasa lain dibanding trhdp orang yg tdk kita kenal atau org lain. Begitulah sharusnya membuktikan cinta kepada Allah. Tidak ada yg lebih utama dibandingkan pengabdian kepada-Nya. Tidak ada yg bisa menghalangi untuk urusan yg menyangkut terlaksananya aturan2 Allah di muka bumi ini.
Adapun cinta kepada Rasulullah saw adalah manifestasi langsung dari kecintaan kepada Allah. Karena lewat Rasul-Nya ajaran Allah sampai kepada segenap manusia. Karenanya dalam menempuh hidup dan kehidupan ini, kita sepakat sama2 mencintai Allah dan Rasul-Nya.
bersambung...

ZUHUD, CINTA ALLAH, CINTA RASUL

(Sumber:http://jafrikoblog.blogspot.com)
Allah Swt berfirman, "katakanlah, jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscya Allah mengasihi kalian" (QS Ali `Imran [3]:31).

Ketahuilah, wahai yang dikasihi Allah, bahwa kecintaan hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Adapun kecintaan Allah kepada hamba-Nya adalah limpahan ampunan-Nya kepadanya.

Ada yang mengatakan, apabila hamba mengetahui bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada lain kecuali milik Allah dan setiap yang tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah dari dan kerena Allah, cintanya hanya milik dan kepada Allah. hal itu menuntut keinginan menaati-Nya dan mencintai segala yang mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, mahabbah ditafsirkan sebagai keinginan untuk taat dan kelaziman mengikuti Rasulullah Saw dalam peribadatannya. Hal itu merupakan dorongan menuju ketaatan kepada-Nya.

Al-Hasan Ra berkata, "beberapa kaum bersumpah setia dihadapan Rasulullah Saw, 'Wahai Rasulullah, sungguh kami mencintai Tuhan kami.' Maka turunlah ayat diatas."

Basyar al-Hafi berkata, "aku bermimipi bertemu dengan Nabi Saw. Beliau bertanya'Wahai Basyar, tahukah engkau, dengan apa Allah meninggikan kamu di antara kawan-kawamu?'
"Tidak, wahai Rasulullah," jawabku. Beliau bersabda, Dengan baktimu kepada orang-orang saleh, nasehatmu kepada saudara-saudaramu, kecintaanmu kepada sahabat-sahabatmu dan pengikut Sunnahku, dan kepatuhanmu kepada Sunnahku." Selanjutnya Nabi Saw bersabda, "barang siapa menghidupkan Sunnahku, dia telah mencintaiku. Dan, barang siapa mencintaiku, pada hari kiamat dia bersamaku di surga."

Di dalam hadis mahsyur disebutkan bahwa orang yang berpegang pada Sunnah Rasulullah Saw ketika orang lain berbuat kerusakan dan terjadi pertikaian diantara para penganut mazhab, dia memperoleh pahala dengan seratus pahala syuhada. demikian disebutkan dalam Syir`ah al-islam.

Nabi Saw berkata, "Semua umat ku masuk surga kecuali orang yang tidak menginginkannya". Para sahabat bertanya "Siapa yang tidak menginginkannya"? Beliau menjawab, "Orang yang menaati ku masuk surga, sedangkan orang yang durhaka pada ku tidak menginginkan masuk surga. Setiap amalan yang tidak berdasarkan Sunnah ku adalah maksiat."

Seorang ulama sufi berkata, "Kalau anda melihat seorang guru sufi terbang diudara, berjalan diatas laut atau memakang api, dan sebagainya, sementara dia meninggalkan perbuatan fardhu dan sunnah secara sengaja, ketahuilah bahwa dia berdusta dalam pengakuannya. Perbuatannya bukanlah karamah. Kami berlindung kepada Allah dari yang demikian."

Al-Junayd Ra berkata, "Seseorang tidak akan sampai kepada Allah kecuali melalui Allah. Jalan untuk sampai kepada Allah adalah mengikuti al Mushthafa (Nabi Muhammad Saw)".

Ahmad al-Hawari Ra berkata, "Setiap perbuatan tanpa mengikuti sunnah adalah batil. Sebagaimana sabda nabi saw, Barang siapa yang mengabaikan sunnah ku, haram baginya syafa`atku." (Tercantum dalam Syir`ah al-Islam).

Ada seorang gila yang tidak meremehakan dirinya. Kemudian, hal itu diberitahukan kepada Ma`ruf al-Karkhi. Dia tersenyum, lalu berkata, "Wahai saudara ku, Allah memiliki para pencinta dari anak-anak, orang dewasa, orang berakal, dan orang gila . Yang ini adalah yang engkau lihat pada orang gila."

Al-Junayd berkata, “Guruku al-Sari Ra jatuh sakit. Kami tidak tahu obat untuk menyembuhkan penyakitnya dan juga tidak tahu sebab sakitnya. Dokter yang berpengalaman memberikan resep kepada kami. Oleh karena itu, kami menampung air seninya kedalam sebuah botol. Lalu, dokter itu melihat dan mengamatinya dengan seksama. Kemudian dia berkata, ‘Aku melihat air seni iniseperti air seni seorang pencinta (al-`asyiq).’ Aku seperti disambar petir dan jatuh pingsan. Botol itu pun jatuh dari tangan ku. Kemudian, aku kembali kepada al-Sari dan mengabarkan hal itu kepadanya. Dia tersenyum dan berkata, ‘Allah mematikan apa yang dia lihat.’ Aku bertanya, ‘Wahai guru, apakah mahabbah itu tampak jelas dalam air seni?’ Dia menjawab, ‘Benar’.”

Al-Fudhayl Ra berkata, “Apabila ditanyakan kepadamu, apakah engkau mencintai Allah? Diamlah. Sebab, jika engkau menjawab ‘tidak’, engkau menjadi kafir. Sebaliknya, jika engkau menjawab ‘ya’, berarti sifat mu bukan sifat para pencinta Allah. Maka waspadalah dalam mencintai dan membenci (sesuatu).”

Sufyan berkata, “Barang siapa mencintai orang yang mencintai Allah Swt, berarti dia mencintai Allah. Barang siapa memuliakan orang yang memuliakan Allah Swt, berarti dia memuliakan Allah Swt.

Sahl berkata, “Tanda cinta kepada Allah adalah cinta kepada al-Quran. Tanda cinta kepada allah dan al-Quran adalah cinta kepada Nabi Saw. Tanda cinta kepada Nabi Saw adalah cinta kepada sunnahnya. Tanda cinta kepada sunnahnya adalah cinta kepada akhirat. Tanda cinta kepada akhirat adalah benci dunia. Tanda benci dunia adalah tidak mengambilnya kecuali sebagai bekal dan perantara menuju akhirat.”

Abu al-Hasan al-Zanjani berkata, “pokok ibadah itu adalah tiga anggota badan, yaitu telinga, hati, dan lidah. Telinga untuk mengambil pelajaran, hati untuk bertafakkur, sedangkan lidah untuk berkata benar, bertasbih dan berdzikir. Sebagaimana Allah Swt berfirman, Berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbilah kepadanya-Nya diwaktu pagi dan petang (QS al-Ahzab [33]: 41-42).”

Abdullah dan Ahmad bin Harb bverada disuatu tempat. Lalu, Ahmad bin Harb memotong sehelai daun rumput. Kemudian ‘Abdullah berkata kepadanya, “engkau mengambil lima hal yang melalaikan kalbumu dari bertasbih kepada Maulamu. Engkau terbiasa sibuk dengan selain dzikir kepada Allah Swt. Engkau jadikan hal itu sebagai jalan yang diikuti orang lain, dan engkau mencagahnya dari bertasbih kepada Tuhannya. Engkau bebankan kepada diri mu hujjah (argumen) Allah Swt pada hari kiamat.” Demikian dikutif dari Raunaq al-Majalis.

Al-Sari Ra berkata, “aku bersama al-Jurjani melihat tepung. Lalu, al-Jurjani menelannya. Aku tanyakan hal itu kepadanya, ‘mengapa engkau tidak memakan makanan yang lain?’ Dia menjawab, ‘Aku hitung diantara mengunyah dan menelan itu ada tujuh puluh kali tasbih. Karena itu, aku tidak pernah lagi memakan roti sejak empat puluh tahun yang lalu.”

Sahl bin ‘Abdullah makan setiap lima belas hari sekali. Ketika memasuki bulan Ramadhon, dia tidak makan kecuali sekali saja. Sekali-sekali dia menahan lapar hingga tujuh puluh hari. Apabila makan, badannya menjadi lemah. Namun jika lapar, badannya menjadi kuat. Dia beriktikaf di Masjid al-Haram selama tiga puluh tahun tanpa terlihat makan dan minum. Dia tidak melewatkan sesaatpun dari berdzikir kepada Allah.

‘Umar bin ‘Ubayd tidak pernah keluar dari rumahnya kecuali karena tiga hal, yaitu shalat berjamaah, menjenguk orang sakit, dan melayat orang yang meninggal. Dia berkata, ‘aku melihat orang-orang mencuri dan merampok. Umur adalah mutiara indah yang tidak ternilai, maka hendaklah umur itu disimpan dalam lemari yang abadi diakhirat. Ketahuilah pencari akhirat harus melakukan kezuhudan dalam kehiduapan dunia agar cita-citanya hanya satu dan batinnya tidak terpisah dari lahirnya. Tidak mungkin menjaga keadaan itu kecuali dengan penguasaan lahir dan batin.”

Ibrahim bin al-Hakim berkata, “apabila hendak tidur, bapak ku sering menceburkan diri ke laut, lalu bertasbih. Ikan-ikan pun berkumpul dan ikut bertasbih bersamanya.

Wahab bin Munabbih berdoa kepada Allah agar dihilangkan rasa kantuk pada malam hari. Karena itu, dia tidak pernah tidur selama empat puluh tahun, Hasan al-Hallaj mengikat kakinya dari mata kaki hingga lutut dengan tiga belas ikatan. Dia menunaikan shalat dalam keadaan seperti itu sebanyak seribu rakaat dalam sehari semalam.

Al-Junayd pernah pergi ke pasar dan membuka tokonya. Dia masuk, menurunkan tirai, menunaikan shalat empat ratus rakaat, kemudian pulang selama empat puluh tahun. Hasbyi bin Dawud menunaikan shalat dhuha dengan wudhu untuk shalat `isya, maka hendaklah orang-orang Mukmin selalu dalam keadaan suci. Setiap kali berhadas, bersegeralah bersuci, shalat dua rakaat, dan berusaha menghadap kiblat dalam setiap duduknya. Hendaklah dia membayangkan bahwa dirinya sedang duduk dihadapan Nabi Saw menurut kadar kehadiran dan pengawasan batinnya. Dengan demikian dia, terbiasa tenang dalam segala perbuatan. Dia rela menanggung penderitaan, tidak melakukan sesuatu yang menyakiti (orang lain), dan memohon ampun dari setiap hal yang menyakitkan. Dia tidak membanggakan diri atas perbuatannya, karena bangga (`ujb) termasuk sifat-sifat setan. Pandanglah diri dengan mata kehinaan dan pandanglah orang-orang shaleh dengan mata kemuliaan dan keagungan. Barangsiapa yang tidak mengenal kemuliaan orang-orang shaleh, allah mengharamkannya bergaul dengan mereka. Dan barang siapa yang tidak mengenal mulanya ketaatan, dicabutlah manisnya ketaatan itu dari kalbunya.

Al-Fudhayl bin `Iyadh ditanya, “Wahai Abu `Ali, kapan seseorang bisa dijuliki orang shaleh?” Dia menjawab, “Apabila ada kesetiaan dalam niatnya, ada ketakutan dalam kalbunya, ada kebenaran pada lidahnya, dan ada amal shaleh pada anggota tubuhnya.”

Allah Swt berfirman ketika Nabi Saw melakukan mi`raj, “Wahai Ahmad, jika engkau ingin menjadi orang yang paling wara`, berlaku zuhudlah di dunia dan cintailah akhirat,” Nabi Saw bertanya, “Wahai Tuhan ku, bagaimana cara aku berlaku zuhud di dunia?” Allah menjawab, “Ambillah dari keduniaan itu sekedar memenuhi keperluan makan, minum, dan pakaian. Janganlah menyimpannya untuk hari esok dan biasakanlah berdzikir kepada-Ku.” Nabi Saw bertannya lagi, “Wahai Tuhan ku, bagaimana cara aku membiasakan berdzikir kepada Mu?” Allah menjawab, “Dengan mengasingkan diri dari manusia. Gantilah tidurmu dengan shalat dan (gantilah juga) makan mu dengan lapar.”

Nabi Saw bersabda, “Zuhud di dunia dapat menenangkan hati dan badan. Cinta kepadanya dapat memperbanyak emosi dan kesedihan. Cinta kepada keduniaan merupakan induk setiap kesalahan, dan zuhud dari dunia merupakan induk setiap kebaikan dan taat.

Seorang saleh melewati sekelompok orang. Tiba-tiba dia mendengar seorang dokter sedang menerangkan tentang penyakit dan obat-obatan. Dia bertanya, “Wahai penyembuh penyakit tubuh, dapatkah engkau mengobati penyakit hati?” Dokter itu menjawab, “Ya, sebutkan penyakitnya.” Orang saleh itu berkata, “Dosa telah menghitamkannya sehingga menjadi keras dan kering. Apakah engkau dapat mengobatinya?” Dokter menjawab, “Obatnya adalah ketundukan, permohonan yang sungguh-sungguh, istighfar di tengah malam dan siang hari, bersegeralah menuju ketaatan kepada Zat Yang Mahamulia dan Maha Pemberi ampunan, dan permohonan maaf kepada Raya Yang Mahakuasa. Inilah obat penyakit hati dan penyembuhnya dari Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”

Lalu orang saleh itu menjerit dan berlalu sambil menangis. Dia berkata, “Dokter yang baik, engkau telah mengobati penyakit hati ku.” Dokter itu berkata, “Ini adalah penyembuh penyakit hati orang yang bertobat dan mengembalikan kalbunya kepada Dzat Yang Mahabenar dan Maha Menerima tobat.”

Dikisahkan bahwa seseorang membeli seorang budak. Lalu budak itu berkata, “Wahai tuan ku, aku ingin mengajukan tiga syarat kepada anda:
Pertama, Anda tidak menghalangiku untuk menunaikan shalat wajib apabila tiba waktunya;
Kedua, Anda boleh memerintah ku sesuka anda pada siang hari, namun tidak menyuruhku pada malam hari;
ketiga, Anda memberikan kepada ku sebuah kamar di rumah anda yang tidak boleh dimasuki orang lain.”
Pembeli budak itu berkata, “Aku akan memenuhi syarat-syarat itu.”

Selanjutnya dia berkata, “Lihatlah kamar-kamar itu.” Budak itu berkeliling dan menemukan sebuah kamar yang sudah rusak, lalu berkata, “Aku mengambil kamar ini.” Pembeli budak bertanya, “Wahai budak, mengapa engkau memilih kamar yang rusak?” Budak itu menjawab, “Wahai tuan ku, tidakkah anda tahu bahwa yang rusak di sisi Allah merupakan taman?”

Budak itu melayani tuannya pada siang hari, dan malamnya dia beribadah kepada Tuhannya. Hingga pada suatu malam, tuannya berkeliling di sekitar rumahnya, lalu sampai dikamar budak itu. Tiba-tiba dia melihat kamar itu bercahaya, sementara budak itu sedang bersujud dan di atas kepalanya ada cahaya yang tergantung diantara langit dan bumi. Budak itu bermunajat dan merendahkan diri (kepada Allah). Dia berdoa, “Ya Allah, aku memenuhi hak tuan ku dan melayaninya pada siang hari. Kalau tak begitu aku tidak akan melewatkan siang dan malam ku selain untuk berkhidmat kepada Mu, maka ampini aku, wahai Tuhan ku.”

Tuan nya menyaksikan hal itu hingga tiba waktu subuh. Pelita itu menghilang dan atap kamar itu pun menutup kembali. Lalu, dia kembali dan memberitahukan hal itu kepada istrinya. Ketika malam kedua tiba, dia mengajak istrinya dan mendatangi pintu kamar itu. Tiba-tiba mereka menemukan budak itu sedang bersujud dan ada pelita diatas kepalanya. Mereka pun berdiri di depan pintu kamar sambil memandangi budak itu dan menangis hingga tiba waktu subuh. Lalu, mereka memanggil budak itu dan berkata, “Engkau aku merdekakan karena Allah Swt sehingga engkau dapat mengisi siang dan malam mu dengan beribadah kepada Dzat yang engkau mohonkan maaf Nya.” Kemudian, budak itu menadahkan tangannya ke langit dan berkata:

Wahai pemilik segala rahasia
Kini rahasia itu telah tampak
Hidup ini tak lagi kuinginkan
Setelah rahasia itu tersebar

Lalu dia berdoa, “Ya Allah, aku memohon kematian kepada Mu.” Budak itupun tersungkur dan kemudian wafat. Demikianlah keadaan orang-orang saleh, serta para pencinta dan pendamba.

Dalam Zahr al-Riyad disebutkan bahwa Musa As punya seorang sahabat yang sangat dekat. Pada suatu hari, sahabatnya berkata, “Wahai Musa, berdoalah kepada Allah agar aku dapat mengenal Nya dengan makrifat yang sebenar-benarnya.”

Musa As berdoa, dan doanya dikabulkan. Kemudian, karibnya pergi ke puncak gunung bersama binatang-binatang buas. Musa pun kehilangan dia. Maka Musa berdoa, “Wahai Tuhan ku, aku kehilangan saudara dan sahabat ku.” Tiba-tiba ada jawaban, “Wahai Musa, orang yang mengenal Ku dengan makrifat yang sebenar-benarnya tidak bergaul dengan makhluk untuk selama-lamanya.”

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Yahya As dan Isa As sedang berjalan dipasar. Tiba-tiba seorang perempuan menabrak mereka. Yahya As berkata, “Demi Allah, aku tidak merasakannya.”

Lalu `Isa As bertanya, “Mahasuci Allah badanmu ada bersama ku, tetapi kalbumu ada dimana?” Yahya As menjawab, “Wahai anak bibi ku, kalau kalbu merasa tenteram kepada selain Allah sekejap mata pun, niscaya engkau mengira aku tidak mengenal Allah.”

Seorang ulama berkata, “Makrifat yang benar adalah menceraikan dunia dan akhirat, dan menyendiri untuk Maula (Allah Swt). Dia mabuk karena tegukan mahabbah. Karena itu, dia tidak sadar kecuali ketika melihat Allah. Dia berada di atas cahaya dan Tuhannya.” []


diambil dari terjemahan Buku Imam Al-Ghazali "Mukasyafah al-Qulub; al-Muqarrib ila hadhrah al-Ghuyub fi`Ilmi al-Tashawwuf," Dar al-Fikr
bersambung...